Monday, October 11, 2010

sempat empat pada tiga sepuluh

Assalamualaikum..

mulakan fasa baru dengan puisi biasa tentang perkara biasa.

lepas ini akan bergerak ke kelas.

ini puisi tentang selipar jepun dan Jimmy Choo,
tentang bintang sebutir dan luas cakerawala,
tentang seutas benang dan selembar sutera,
tentang semut merah dan gajah besar.

pabila darjat membezakan segala.



Apa Rasanya?

Apa rasanya dunia penuh harta benda?
apa rasanya kereta mewah BMW siri lima?
apa rasanya hidangan disediakan segala?
apa rasanya persalinan selembut sutera?

Ku tanya kerna ku tak pernah rasa,
rasa seperti sang kaya melihat dunia,
dunia dilihat syurga walau penuh caca fana,
apa kata kalau kita kan kecapi semua itu bersama?

Apa rasanya cantik berseri dari rambut ke kaki?
apa rasanya setiap langkah lenggok dilihat seksi?
apa rasanya menerima pujian sekian bertubi-tubi?
apa rasanya punyai mata yang memikat hati?

Ku tanya kerna tiada datang dengan memetik jari,
setiap kali ku mengusha adalah mengundang mati,
setiap kali kau hampir aku akan rebah ke bumi,
bukankah yang manis dilihat bisa dibuat isteri?

Apa rasanya jadi anak orang ternama?
apa rasanya dilayan seperti orang berada?
apa rasanya tinggal di sebuah istana?
takkah rasa dikongkong pabila dikawal semua?

Ku tak tahu kerna ku hanya melihat dari luar,
akan istanamu nan megah lagi tersegam indah,
setiap kali menanyakan bapamu aku dihalau keluar,
bagaimana kan ku ajak kau untuk makan malam bersama?

Apa rasanya dari kecil sudah terima didikan agama?
apa rasanya pakaianmu sopan dan labuh segala?
apa rasanya pabila tiga puluh juzuk disemat di dada?
hanya ku dapat doakan kau kan dilimpahi rahmat-Nya.

Kerna ku sedar bahwa hidup dunia hanyalah sementara,
maka bila berkasih biarlah kasih kan dibawa ke syurga,
sering kali lah kita kan berdoa pada yang Esa,
agar kita kan ditemukan jodoh dan bersama selamanya.



101010 qatar airways.



No comments: